PROPOSAL SKRIPSI PEMANFAATAN LABORATORIUM KOMPUTER SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)



A. Judul Skripsi

PEMANFAATAN LABORATORIUM KOMPUTER SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
(studi deskriptif terhadap siswa kelas IX di SMPN 3 Padalarang)

  1. B. Identifikasi Masalah
    1. Latar Belakang Masalah
    Salah satu tantangan pendidikan dewasa ini adalah membangun keterampilan abad 21, diantaranya adalah keterampilan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, keterampilan berpikir kritis dan sistemik, keterampilan memecahkan masalah, keterampilan berkomunikasi efektif dan keterampilan berkolaborasi. Keterampilan tersebut itulah yang menurut PBB merupakan ciri dari masayarakat era global saat ini, yaitu masyarakat berpengetahuan (knowledge-based scoiety). Teknologi informasi dan komunikasi (TIK), memiliki potensi yang sangat besar sebagai sarana atau alat untuk membangun keterampilan tersebut dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam pendidikan modern, guru dituntut untuk mampu mengintegrasikan TIK dalam proses pembelajaran.
    UNESCO (2002) menyatakan bahwa pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran memiliki tiga tujuan utama: 1) untuk membangun ”knowledge-based society habits” seperti kemampuan memecahkan masalah (problem solving), kemampuan berkomunikasi, kemampuan mencari, mengoleh/mengelola informasi, mengubahnya menjadi pengetahuan baru dan mengkomunikasikannya kepada oranglain; 2) untuk mengembangkan keterampilan menggunakan TIK (ICT literacy); dan 3) untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Karena secara teoritis TIK memainkan peran yang sangat luar biasa untuk mendukung terjadinya proses belajar yang:
    a. Active; memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna.
    b. Constructive; memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keinginan tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.
    c. Collaborative; memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya.
    d. Intentional; memungkinkan siswa dapat secara aktif dan antusias berusaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
    e. Conversational; memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah.
    f. Contextualized; memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna (real-world) melalui pendekatan ”problem-based atau case-based learning”
    g. Reflective; memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri. (Jonassen:1995 dalam Norton et al 2001).

Dukungan kebijakan pendayagunaan TIK secara nasional sesungguhnya sudah kuat, antara lain dengan adanya Keputusan Presiden nomor 20 tahun 2006 tentang Dewan TIK Nasional, Inpres no 5 tahun 2008 tentang jaringan pendidikan nasional, Permendiknas no 38 tahun 2008 tentang Pengelolaan TIK Depdiknas. Namun demikian, implementasi kebijakan ini di sekolah perlu lebih kongkret lagi.
Dalam kebijakan nasional di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa TIK menjadi kunci dalam 2 hal yaitu (1) effisiensi proses dan (2) memenangkan kompetisi. Demikian juga dengan lembaga pendidikan (sekolah), tanggung jawab sekolah dalam memasuki era globalisasi yaitu harus menyiapkan siswa untuk menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam masyarakat kita, hal ini menyebabkan sekolah dituntut untuk mampu menghasilkan SDM unggul yang mampu bersaing dalam kompetisi global ini.
Oleh karena itu, mata pelajaran TIK ini perlu diperkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai peserta didik sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global yang ditandai dengan perubahan yang sangat cepat. Untuk menghadapi perubahan tersebut diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas.
Salah satu sumber belajar TIK adalah laboratorium komputer, dalam hal pemanfaatan media komputer untuk mendukung proses pembelajaran di sekolah, Koesnandar (2008) berpendapat dalam tulisannya “Bagaimana Memanfaatkan Program Schoolnet”, sekurang-kurangnya ada enam aspek yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan laboratorium komputer sebagai sumber belajar, yakni: (1). Infrastruktur; (2). Kesiapan SDM;(3). Dukungan Kebijakan; (4). Pengembangan Sistem Instruksional; (5). Pemanfaatan Konten; (6). Share informasi dan telekolaborasi.
Untuk menindak lanjutinya, pemerintah dalam Instruksi Presiden nomor 5 tahun 2008 antara lain disebutkan bahwa Departemen Pendidikan Nasional harus menghubungkan sebanyak 24.000 dalam satu jaringan pendidikan nasional. Dari jumlah tersebut 15.000 titik adalah sekolah, yakni terdiri dari SMA/MA, SMK, SMP/MTs, dan SD/MI. Apabila interkoneksi ini terwujud, maka sekolah akan mendapatkan manfaat yang sangat besar.
Agar dana yang dikucurkan pemerintah untuk akses JARDIKNAS tersebur tidak mubazir, ada berbagai kendala yang dihadapi sekolah terutama di daerah luar kota, umumnya mereka mengalami kekurangan mengenai guru yang sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan subjek atau bidang studi yang sesuai dengan latar belakang guru. Peristiwa ini didukung oleh beberapa fakta dan data dari penelitian sebelumnya seperti yang diungkap dalam penelitian Iman Sugiman (2003) yang berjudul ”Pemanfaatan media dan sumber belajar dalam proses pembelajaran oleh Guru di SLTP” menyimpulkan bahwa:

“pada umumnya SLTP yang ada di kota Bandung telah memiliki sebagian besar media dan sumber belajar, yang tidak dimiliki adalah media-media yang tergolong asing dan mahal dalam hal pengadaannya, namun sayang keberadaan media dan sumber belajar tersebut belum dimanfaatkan sepenuhnya oleh guru, hal ini terjadi karena guru kurang memahami pentingnya media dan sumber belajar sebagai salah satu komponen di dalam pembelajaran”

Pernyataan di atas membuktikan masih adanya permasalahan tentang pemanfaatan media pembelajaran oleh guru. Padahal, untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu;
a. Siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru,
b. Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan
c. Guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik.
Permasalahan yang terjadi dalam hal pemanfaatan laboratorium komputer sebagai sumber belajar TIK tersebut perlu mendapat perhatian serius dikarenakan potensi besar yang dimiliki oleh TIK dalam membangun masyarakat berpengetahuan (knowledge-based scoiety) apabila tidak didukung dengan optimal maka kesenjangan ilmu pengetahuan negara kita dengan negara maju akan semakin besar dan bangsa ini akan semakin tertinggal. Oleh karena itu sebagai bentuk usaha dalam memberikan kontribusi nyata kepada bangsa. Penulis merasa perlu melakukan penelitian.
Penelitian yang akan dilakukan berjudul “Pemanfaatan Laboratorium Komputer Sebagai Sumber Belajar Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK)”.
2. Perumusan Masalah
Permasalahan pokok pada penelitian ini adalah bagaimana laboratorium komputer sebagai sumber belajar untuk meningkatkan kompetensi siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK), diuraikan menjadi sub masalah penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses perencanaan dalam memanfaatkan laboratorium komputer sebagai sumber belajar mata pelajaran TIK di SMPN 3 Padalarang?
2. Bagaimana proses pelaksanaan dalam memanfaatkan laboratorium komputer sebagai sumber belajar mata pelajaran TIK di SMPN 3 Padalarang?
3. Bagaimana proses evaluasi dalam memanfaatkan laboratorium komputer sebagai sumber belajar mata pelajaran TIK di SMPN 3 Padalarang?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang pemanfaatan laboratorium komputer sebagai sumber belajar TIK di SMPN 3 Padalarang.
b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui proses perencanaan dalam memanfaatkan laboratorium komputer sebagai sumber belajar mata pelajaran TIK di SMPN 3 Padalarang.
2) Untuk mengetahui proses pelaksanaan dalam memanfaatkan laboratorium komputer sebagai sumber belajar mata pelajaran TIK di SMPN 3 Padalarang.
3) Untuk mengetahui proses evaluasi dalam memanfaatkan laboratorium komputer sebagai sumber belajar mata pelajaran TIK di SMPN 3 Padalarang.

2. Manfaat Penelitian
a. Bagi sekolah, dapat mengetahui kualitas mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi.
b. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai refernsi ataupun pemacu untuk meningkatkan kualitas mata pelajaran TIK.
c. Bagi peneliti selanjutnya, dapat dijadikan alternatif dan referensi ataupun sebagai inspirasi dalam mengembangkan pemanfaatan sumber belajar TIK.
d. Bagi jurusan, dapat menjadi referensi dalam mata kuliah yang berhubungan dengan permasalahan penelitian ini.
e. Bagi peneliti, memberikan pengalaman dan pemahaman baik teori ataupun praktis tentang pemanfaatan laboratorium komputer sebagai sumber belajar TIK.

D. Kajian Teoritis
1. Konsep Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai pengertian dari dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.
Teknologi Informasi mempunyai pengertian luas yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Teknologi Komunikasi mempunyai pengertian segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
Istilah TIK atau ICT (Information and Communication Technology), atau yang di kalangan negara Asia berbahasa Inggris disebut sebagai Infocom, muncul setelah berpadunya teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya) dan teknologi komunikasi sebagai sarana penyebaran informasi pada paruh kedua abad ke-20.
Bersumber dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006: 6. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) diartikan sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua yang teknologi berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi
UNESCO mengklasifikasikan tahap penggunaan TIK dalam pembelajaran kedalam empat tahap: (1). Tahap emerging, baru menyadari akan pentingnya TIK untuk pembelajaran dan belum berupaya untuk menerapkannya; (2). Tahap applying, satu langkah lebih maju dimana TIK telah dijadikan sebagai obyek untuk dipelajari (mata pelajaran); (3). Tahap integrating, TIK telah diintegrasikan ke dalam kurikulum (pembelajaran); (4). Tahap transforming merupakan tahap yang paling ideal dimana TIK telah menjadi katalis bagi perubahan/evolusi pendidikan. TIK diaplikasikan secara penuh baik untuk proses pembelajaran (instructional purpose) maupun untuk administrasi (administrational purpose).
Bersumber pada ketetapan dari MENDIKNAS, mata pelajaran TIK mempunyai tujuan dan ruang lingkup sebagai berikut :

1) Tujuan
Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a) Memahami teknologi informasi dan komunikasi
b) Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
c) Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
d) Menghargai karya cipta di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

2) Ruang lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a) Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan informasi
b) Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindah data dari satu perangkat ke perangkat lainnya.
Saat ini pembelajaran pembelajaran yang berbasis TIK telah berkembang dalam berbagai model seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training), dsb.

2. Konsep sumber belajar
a. Pengertian sumber belajar
Definisi dari pusat sumber belajar, seperti yang dikemukakan oleh Merill dan Drob, ialah:

“Sebuah ketetapan aktivitas organisasi dari mulai direktur, staff dan peralatan yang ditempatkan pada satu fasillitas khusus atau lebih untuk keperluan produksi, perekrutan, presentasi bahan pembelajaran, pengembangan ketetapan (provision), dan perencanaan hubungan pelayanan dengan kurukulum dan pembelajaran”

b. Tujuan dan fungsi sumber belajar
1) Tujuan sumber belajar
Pusat sumber belajar bertujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan proses belajar-mengajar melalui pengembangan sistem instruksional. Hal ini dilaksanakan dengan menyediakan berbagai macam pilihan untuk menunjang kegiatan kelas dan untuk mendorong penggunaan cara-cara yang baru yang paling sesuai untuk mencapai tujuan program akademis.
2) Fungsi sumber belajar
a) Menembus batas jam pelajaran formal yang tersedia.
b) Mendorong dinamika dan kegiatan belajar mandiri pada siswa.
c) Memelihara iklim akademis dalam proses pembelajaran.
d) Mengatasi keterbatasan dan kemampuan guru.
e) Memperluas wawasan dan pemahaman siswa.

c. Jenis-jenis sumber belajar
a) Pesan, adalah ajaran atau informasi yang akan disampaikan oleh komponen belajar lain yang dapat berupa ide, fakta, ajaran, nilai dan data. Dalam sistem persekolahan, maka pesan ini berupa seluruh mata pelajaran yang disampaikan kepada siswa.
b) Orang adalah manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengolah dan penyaji pesan. Contohnya : guru, dosen, pustakawan, petugas laboratorium, instruktur, widyaiswara, pelatih olah raga, tenaga ahli dan masih banyak lagi, bahkan termasuk siswa itu sendiri.
c) Bahan, merupakan perangkat lunak (software) yang mengandung pesan belajar, yang biasanya disajikan menggunakan peralatan tertentu contohnya : buku teks, modul, transparansi (OHT), kaset program audio, kaset program video, program slide, film, program CAI dll.
d) Alat, adalah perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk menyajikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Contohnya : OHP, tape recorder, video recorder, video player, proyektor slide, proyektor film, komputer.
e) Teknik, yaitu prosedur atau langkah-langkah tertentu yang disiapkan dalam menggunakan bahan, alat, lingkungan dan orang untuk menyampaikan pesan. Misalnya: demonstrasi, diskusi, praktikum, pembelajaran mandiri, sistem pendidikan terbuka/jarak jauh, tutorial tatap muka, dan lain sebagainya.

KOMPONEN PENGERTIAN CONTOH
Pesan Pelajaran atau informasi yang disampaikan oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data. Semua bidang studi atau mata pelajaran seperti IPS/sejarah, IPA/ilmu fisika, bahasa.
Orang Manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. Tidak termasuk mereka yang menjalankan fungsi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar. Guru pembina, guru pembimbing, tutor, murid, pemain, pembicara. Tidak termasuk tim kurikulum, peneliti, produser, teknisi dan lain sebagainya.
Bahan Sesuatu (biasa pula disebut media atau soft ware) yang mengandung pesan untuk disajikan, melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya sendiri. Transparansi, Slide, Film, Filmstrip, audio tape, Videotape, buku. Modul, majalah, bahan pengjaran terprogram, dan lain lain sebagainya.
Alat Sesuatu (biasa disebut hard ware atau perangkat keras) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan di dalam bahan. Proyektor slide, film strip, film overhead, videotape atua cassete recorder, pesawat televisi dan lain-lain.
Teknik Prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang, dan lingkungan untuk menyampaikan pesan. Pengajaran terprogram, belajar mandiri, mastery learning, discovery learning, simulasi, permainan, demonstrasi, kuliah, ceramah, tanya jawab dan lain-lain.

Ditinjau dari tipenya, sumber belajar dapat dibedakan menjadi:
1. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yaitu sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Sumber belajar semacam ini sering disebut bahan pembelajaran. Contohnya adalah : buku pelajaran, modul, program audio, program slide suara, transparansi.
2. Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Contohnya : pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, kebun binatang, waduk museum, film, sawah, terminal, surat kabar, siaran televisi, dan masih banyak lagi yang lain.

E. Asumsi
Asumsi menurut Edling (Sudiman, 2002: 23) adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyidik. Beranjak dari pemikiran di atas maka yang menjadi asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Pemanfaatan laboratorium komputer sebagai salah satu sumber belajar yang optimal akan meningkatkan kompetensi siswa “

F. Definisi operasional
a. Laboratorium komputer
Laboratorium komputer merupakan suatu tempat untuk melakukan proses belajar yang sifatnya praktik tentang kajian komputer, dalam hal ini mata pelajaran TIK di sekolah yang telah terintegrasi dalam kurikulum nasional.

b. Sumber belajar
Sumber belajar dapat diartikan sebagai segala hal di luar diri anak didik yang memungkinkannya untuk belajar yang dapat berupa pesan, orang, bahan, alat teknik dan lingkungan. Uraian tersebut dapat di lihat dari defenisi AECT (Association For Educaton Communication Technology) yang menyatakan pengertian sumber belajar sebagai berikut :
“Sumber belajar untuk teknologi pendidikan meliputi semua sumber (data, orang, barang) yang dapat digunakan oleh peserta didik baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informal, untuk memberikan fasilitas belajar”

c. Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
Menurut Wardiana (2002) Teknologi Informasi dan komunikasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Sedangkan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah salah satu mata pelajaran keterampilan yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara terpisah atau bersama-sama dengan mata pelajaran keterampilan lainnya. Alokasi waktu pembelajarannya secara keseluruhan untuk jenjang SMP/MTs adalah 72 jam pelajaran untuk selama 3 tahun, atau ekivalen dengan 2 jam pelajaran per minggu untuk waktu 1 tahun jika mata pelajaran ini dibelajarkan secara terpisah dan mandiri.

d. Sekolah Menengah Pertama
Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar atau sederajat. Sekolah Menengah Pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari Kelas VII sampai kelas IX. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan Sekolah Menengah Pertama Negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab kabupaten/kota. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, Sekolah Menengah Pertama Negeri merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan kabupaten/kota.

e. Kompetensi siswa
Kompetensi siswa dicapai dengan memperhatikan kompetensi dasar siswa. Kompetensi dasar merupakan arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
G. Metodologi Penelitian
1. Metode
Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskritif analitik sehingga data yang diperoleh berupa kata-kata, gambar, perilaku dan tidak tertuang dalam bentuk angka-angka atau bilangan statistik.
Menurut Travers (Suprayogo dan Tobroni, 2001: 137), “Metode deskriptif menggambarkan sifat atau keadaan sementara berjalan pada saat penelitian dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu”. Sehinnga metode deskriptif menekankan objek yang sedang diselidiki dalam keadaan sekarang (pada waktu penelitian dilakukan).
Dapat di tarik kesimpulan, bahwa metode deskriptif adalah metode yang mempunyai tujuan untuk menggambarkan atau melukiskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fenomena atau hubungan yang sedang diselidiki.

2. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi sumber informasi penelitian yang ditetapkan adalah:
1) Kepala sekolah
Kepala sekolah sebagai orang yang bertanggung jawab langsung terhadap pengembangan dan keberlangsungan proses pembelajaran;
2) Guru mata pelajaran TIK
Guru merupakan orang yang selalu bertatap muka dengan siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga guru mempunyai peranan penting dalam menginformasikan keadaan siswa maupun dalam penggunaan studio televisi; dan
3) Siswa
Siswa sebagai sasaran dari penggunaan teknologi yang tersedia, akan menjadi tolak ukur ketercapaian tujuan baik dari segi proses mupun hasil belajar.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang diguanakan pada penelitian ini adalah:
a. Wawancara (Interview) adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya, biasanya wawancar digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam.
b. Pengamatan (Observation) adalah melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
c. Studi dokumentasi. Ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter atau data yang relevan mendukung penelitian.

4. Teknik Analisis dan Pengolahan Data
a. Teknik Analisis Data
Uji Kredibilitas
1) Perpanjangan Pengamatan
Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab, semakin terbuka dan saling mempercayai sehingga tidak ada lagi informasi yang disembunyikan. Menurut Susan Stainback (Sugiyono, 2006), “rapport is a relationship of mutual trust and emotional affinity between two or more people”.
Dalam perpanjangan pengamatan ini, peneliti akan lebih memfokuskan untuk menguji kembali data yang telah diperoleh.

2) Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Menurut Sugiyono. 2006, tentang meningkatkan ketekunan adalah sebagai berikut:

“…dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak sehingga dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis”.

Sebagai bekal untuk peneliti dalam peningkatan ketekunan ini di tempuh dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti sehingga wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam untuk memeriksa data yang ditemukan.

3) Triangulasi
Triangulasi dalam uji kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dan berbagai cara dan berbagai waktu.
Pertama. Triangulasi sumber, adalah untuk menguji kredibilitas data dan dilakukan dengan cara mengecek kembali data yang telah diperoleh. Sebagai contoh menguji kredibilitas tentang motifasi kerja karyawan, maka pengumpulan dan pengujian data dilakukan kepada atasan yang memberi tugas, kepada bawahan dan rekan sejawat yang merupakam kelompok kerja. Data yang telah didapat kemudian dideskripsikan dan dikategorikan, setelah itu dianalisis.
Kedua. Triangulasi teknik, adalah untuk mengecek kredibilitas data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama namun dengan teknik yang berbeda. Apabila terdapat perbedaan jawaban disetiap tekniknya, maka harus melakukan diskusi lebih lanjut untuk memastikan data mana yang dianggap paling relevan.
Ketiga. Triangulasi waktu, adalah mengecek kredibilitas data dari sumber yang sama namun waktunya yang berbeda, sebagai contoh pada pagi hari nara sumber masih segar sehingga dapat memberikan data yang lebih valid dan lebih kredibel. Dalam rangka menguji kredibilitas in, maka peneliti perlu mengecek kembali pada sumber yang sama dengan situasi dan waktu yang berbeda. Apabila data yang diperoleh berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sampai ditemukan kepastian datananya.

4) Diskusi dengan Teman Sejawat
Diskusi dengan teman sejawat dilakukan dengan maksud memberi pandangan tentang yang diteliti dan sharing jika peneliti mendapatkan kesulitan atau ada pandangan lain dari teman sejawat baik tentang metode atau teknik, subjek dan lain sebagainya dalam kaitannya memberikan pencerahan dan perluasan wawasan kepada peneliti dalam melakukan penelitian, sehingga penelitian akan lebih kredibel.

5) Analisis Kasus Negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian, melakukan analisis kasus negative berarti peneliti mencari data yang berebda atau bahkan bertentangan dengan data yang ditemukan.
Sebagai contoh, bila ada 99% orang mengatakan bahwa sekolah A adalah sekolah yang baik dalam hal fasilitas belajarnya, sedangkan 1% menyatakan tidak (negatif) maka peneliti akan mencari tahu penyebab mengapa 1% ini muncul sampai menemukan kepastian, apabila akhirnya yang 1% ini menyatakan fasilitas sekolah A baik maka kasus negatifnya tidak aka nada lagi. Dengan demikian temuan penelitian menjadi lebih kredibel.

6) Membercheck
Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui kesesuaian data dari pemberi data, apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data, maka data yang diterima peneliti adalah data yang valid.

b. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang dipakai peneliti adalah model Miles dan Huberman,1984 (Sugiyono, 2006) mereka mengemukakan bahwa aktifitas dalam hal mengolah dan analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam kegiatan ini meliputi (1).Data Reduction; (2).Data Display; (3). Conclusion Drawing /verification.
Teknik pengolahan data kualitatif model Miles dan Huberman.
1) Data Reduction
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya.
Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dai penelitian kualitatif adalah pada temuan. Hal ini senada dengan apa yang diutarakan Sugiyono, 2006 :

“…apabila peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data”

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitive yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti baru, dalam mereduksi data dapat berdiskusi dengan teman atau orang yang di pandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

2) Data Display
Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, karena dalam data display data akan lebih terorganisir, tersusun dalam pola-pola yang ada.
Di dalam penelitian kualitatif, data display bias dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, tabel, grafik, flowchart dan sejenisnya. Sehubungan dengan ini, Miles dan Huberman (1984) berpendapat “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3) Conclusion Drawing/Verification
Langkah berikutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal (asumsi) yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data.
Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi suatu objek yang sebelumnya masih belum atau bahkan tidak jelas sehingga setelah diteliti hal itu menjadi jelas.

 

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad (1997). Pengantar Penelitian. Bandung : Angkasa.
Ali, Mohammad, (1992). Strategi Penellitian Pendidikan. Bandung : Angkasa Bandung.
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. (2004). Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Bastian, Aulia Reza, (2002). Reformasi Pendidikan. Yogyakarta : Lappera Pustaka Utama.
http://sweetyhome.wordpress.com/author/sweetyhome/)
¬¬¬¬¬Ilmuwanmuda, (2008). Mengintegrasikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) Ke Dalam Proses Pembelajaran : Apa, Mengapa dan Bagaimana? (tersedia di URL : http://ilmuwanmuda.wordpress.com/2008/05/31/mengintegrasikan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-tik-ke-dalam-proses-pembelajaran-apa-mengapa-dan-bagaimana/)
Koesnandar. (2008). Bagaimana Memanfaatkan Program Schoolnet? (tersedia di URL : http://www.e-dukasi.net/artikel/index.php?id=76)
Kusumah, Wijaya. (2008) Mencari sosok guru ideal (tersedia di URL: http://wijayalabs.blogspot.com/2008/07/mencari-sosok-guru-ideal.html)
Kusumah, Wijaya. (2008). Aplikasi Dan Potensi Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) Dalam Pembelajaran Di Sekolah (tersedia di URL : http://wijayalabs.blogspot.com/2008/01/aplikasi-dan-potensi-teknologi.html)
Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta; Kencana
Novrianti. (2008), Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar (tersedia di URL : http://sweetyhome.wordpress.com/author/sweetyhome/)
Seels, Barbara B & Richey, Rita C.. (1994). Instructional Technology : The Definition and Domains Of The Field. Washington, DC: AECT
Sugiyono, (2006), Metode Penelitian Kuanttatif, Kualitatif dan R&D, Bandung; CV. Alfabeta.
Surya, Mohamad, (2007). Potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Kelas (tersedia di URL : http://lenijuwita.wordpress.com/2007/03/10/potensi-teknologi-informasi-dan-komunikasi-dalam-peningkatan-mutu-pembelajaran-di-kelas/)
Wibawa, Basuki, Urgensi Sertifikasi Guru Teknologi Informasi Dan Komunikasi (tersedia di URL : http://deni3wardana.wordpress.com/2006/08/28/kompetensi-guru-teknologi-informasi-dan-komunikasi/)

Leave a comment